DOWNLOAD OGG VERSION OF VIDEO HERE
DOWNLOAD VLC PLAYER HERE TO VIEW OGG FILES ON ANY PLATFORM
[ENGLISH] Jakarta, with its vast area and its status as the capital of Indonesia, is considered on a par with a province. Unequal growth between the center and the other regions make people come to the city, bringing with them their different cultural backgrounds. A distinct language emerges among the youth, whose dictions often include words of foreign languages. In terms of education, Jakarta has from playgroups to universities with varying qualities, starting from luxurious air-conditioned buildings up to run-down buildings that almost fall down-the latter are usually found in elementary or junior high schools. Lately there are schools whose syllabi have been adapted from abroad, such as from Singapore or Australia. Jakarta enjoys a network of roads and highways, serving the whole city, but the number of cars and the length of roads grow disproportionately (5 – 10% compared to 4 – 5%). According to the Office of Transportation of the Special Capital Territory of Jakarta, there are forty-six regions with a hundred crossroads that are prone to traffic jams, i.e. those crossroads having unstable flow of traffic, slow-moving traffic, and with long queues. Besides being caused by the people of Jakarta themselves, traffic jams are made worse by commuters from outlying regions such as Depok, Bekasi, Tangerang, and Bogor. The position of the Special Capital Territory of Jakarta as the center of economy for this country has spurred immigrations to the city. A lot of the immigrants have neither specific skills nor capabilities, so that their presence creates difficult social problems such as joblessness, poverty, and crimes. Jakarta is actually a huge network of kampongs.
[BAHASA INDONESIA] Jakarta, dengan keluasan kotanya dan keberadaannya sebagai ibukota Indonesia, membuat statusnya sama dengan sebuah provinsi. Terjadi pertumbuhan kurang merata antara pusat dan daerah yang menyebabkan arus urbanisasi yang besar, yang membawa berbagai budaya masuk ke Jakarta. Muncul juga bahasa gaul yang di kalangan anak muda dengan kata-kata yang terkadang dicampur dengan bahasa asing. Dalam hal pendidikan, Jakarta memiliki dari taman bermain sampai perguruan tinggi. Kualitas pendidikan sangat beragam, dari mulai gedung mewah berpendingin udara sampai gedung yang sudah akan rubuh khususnya di tingkat SD dan SMP. Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah dengan kurikulum serapan dari negara lain seperti Singapura dan Australia. Di Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dan jumlah jalan sangatlah timpang (5-10% berbanding dengan 4-5%). Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrian panjang. Selain disebabkan oleh warga Jakarta, kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor yang bekerja di Jakarta. Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian negara, telah mendorong banyak orang dari luar Jakarta berbondong-bondong mencari rezeki di ibu kota Indonesia ini. Para pendatang tersebut, banyak yang tidak dibekali dengan keahlian atau keterampilan khusus, sehingga kehadiran mereka menimbulkan beberapa dampak sosial yang sangat sulit tertangani, seperti masalah pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas. Jakarta adalah jalinan antarkampung yang teramat besar.
[ENGLISH] The OK. Video Militia workshop in Jakarta was held in four locations, i.e. Prambors Radio, ruangrupa (in cooperation with Hai Magazine), the Department of Culture and Tourism, and Jakarta Art Institute.
[BAHASA INDONESIA] Workshop OK. Video Militia di Jakarta diadakan di empat lokasi, yaitu di Radio Prambors, di ruangrupa-atas kerjasama dengan Majalah Hai, Departemen Budaya dan Pariwisata, dan Institut Kesenian Jakarta.
Workshop with Radio Prambors[ENGLISH] The OK. Video workshop at the Prambors Radio was held on collaboration between ruangrupa and the youth radio. Since its birth in the 1970s, Prambors is a trendsetter for youth lifestyle and music in Jakarta. The history of Indonesian pop and music cultures will invariably include Prambors radio. A lot of alumni of the radio have become pop stars and famous TV presenters. Each decade the Prambors Radio always produces something that is considered phenomenal among the youth; for example the 'Warkop Prambors' and 'Sersan Prambors' radio shows during the 1970s and 1980s. Then there was also the radio drama of 'Catatan Si Boy' (Boy's Notes), which became such a hit among the youth during the 1980s. In the early 1990s, the radio lost some of its charms as several of its stars moved to other companies. In the late 1990s, however, the radio has been re-invigorated with the emergence of exceptional young presenters, and also because the radio rightly targets the community of indie musicians as a part of a show in the radio.
[BAHASA INDONESIA] Workshop OK. Video di Radio Prambors dilaksanakan atas kerjasama ruangrupa dengan lembaga penyiaran anak muda ini. Sejak kehadirannya pada tahun '70-an, Prambors merupakan trendsetter perkembangan gaya hidup dan musik anak muda Jakarata. Sejarah perkembangan budaya pop dan musik Indonesia tidak pernah akan bisa lepas dari Prambors. Banyak alumni radio ini menjadi bintang pop dan presenter terkenal. Setiap dekade Radio Prambors selalu menghasilkan sesuatu yang fenomenal di kalangan anak muda, sebut saja Warkop Prambors dan Sersan Prambors pada periode '70-'80-an, ada juga program acara Catatan Si Boy yang menjadi pujaan remaja '80-an. Pada 1990-an, radio ini mulai meredup karena pindahnya beberapa bintangnya ke perusahaan lain. Namun, pada akhir '90-an mulai bangkit kembali dengan munculnya fenomena presenter-persenter yang unik dari kalangan anak muda, yang juga dengan jitu merangkul komunitas musik indie sebagai bagian dari acara di radio ini.
[ENGLISH] The workshop at the radio was held on May 7 to May 14, 2007, with four participants. Three of the participants were listeners to the radio who had been invited to join the video workshop after winning a quiz specially made for the OK. Video Militia workshop. The other participant was an employer of the radio.
[BAHASA INDONESIA] Workshop yang pada 7-14 Mei 2007 diikuti oleh empat orang peserta. Tiga orang dari peserta merupakan penggemar radio yang diajak mengikuti workshop video setelah memenangi kuis yang khusus diadakan radio ini untuk program OK. Video Militia. Peserta lain adalah karyawan perusahaan ini.
[ENGLISH] The workshop produces seven video-works; all of them are about lives and activities within office buildings. Menguntit (Stalking) is about the apartment next to the office building; Bermain (Playing) tells of the city and the limited public space existing in Jakarta; Laler (Flies) is an unexpected shot captured by the camera; Lift is about lifts in the building that houses the radio; Sepak Saja (Just Kick It) is a video of soccer broadcast, complete with the commentators; 31 is a video performance about the experience of using the stairs to the 31st floor; and Toilet Pria (Men's Room) tells of what women do when they are in the men's room.
[BAHASA INDONESIA] Workshop ini menghasilkan tujuh video yang keseluruhannya menceritakan kehidupan di perkantoran dan pengalaman selama beraktivitas di dalam gedung. Video Menguntit menceritakan apartemen yang berada di sebelah gedung tersebut; Bermain, tentang kota dan ruang publik yang terbatas di Jakarta. Laler sebuah tangkapan yang tak terduga dari mata kamera. Lift, video tentang lift di gedung tempat Prambors berkantor. Sepak Saja, sebuah video tayangan sepak bola yang lengkap dengan komentatornya. 31 sebuah video performance tentang pengalaman menaiki tangga menuju lantai 31. Terakhir, Toilet Pria, tentang apa yang dilakukan perempuan ketika berada di dalam toilet pria.
Participants: Mardina G.I., Melisa Deyatri, Jefri Minggar, Titas Permatasari
Mentors: Andang Kelana & Maulana M. Pasha
Comments