Pamflet menggandeng Sedap Films untuk memproduksi film yang mengangkat permasalahan anak muda tuli di dunia kerja.
Salah satu film yang sudah diproduksi dalam menggambarkan dunia kerja para penyandang tuli ada di film “Toko Musik”. Film ini membutuhkan proses selama dua bulan mulai dari penggarapan ide cerita sampai pascaproduksi. Film mengambil lokasi di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, di sebuah toko musik kecil yang akan bangkrut dan dianggap sesuai dengan kebutuhan cerita.
“Hasna Mufidah (Mufi) dipilih oleh kru sebagai pemeran utama “Toko Musik”. Mufi adalah teman tuli yang dipilih dari hasil casting dengan kriteria perempuan muda, tuli, dan bisa bahasa isyarat Bisindo. Waktu itu ada beberapa yang daftar, Mufi kami pilih karena di antara semua peserta, paling pas memerankan karakter yang kami cari,” tutur Wini, Produser Film Toko Musik.
Kru teman tuli lainnya adalah Intan Anjani yang menjadi make up artist. Intan juga merupakan salah satu peserta kelas vlog “Ini Cerita Kita”. Perpaduan kru film tuli dan dengar bertujuan agar semua orang yang berada di lokasi syuting bisa saling belajar berkomunikasi secara alamiah. Apalagi sebagian besar kru belum pernah berinteraksi dengan teman tuli sebelumnya. Proses produksi film ini bukan hanya penting untuk talent (pemain) untuk berlatih peran sesuai kebutuhan skenario, tapi juga melatih komunikasi antara sutradara dan pemain.
“Waktu itu selama syuting, kami dibantu 1 (satu) orang Juru bahasa Isyarat (JBI). Tapi kan JBI fokusnya untuk membantu mengarahkan dari sutradara ke talent utama saja. Interaksi lainnya kami mencoba langsung saling memahami tanpa bantuan JBI. Jadi di awal, aku minta untuk kru dengar, jika mau bertanya ke teman tuli langsung saja, jangan via JBI. JBI akan membantu jika ternyata dalam komunikasi terhambat. Jadi ya saling belajar baca gerak mulut dan gerak tangan aja. Misalnya waktu break syuting, mereka bisa sambil bercanda-canda,” imbuh Wini menjelaskan proses syuting.
Wini melanjutkan, dalam setiap sesi tanya jawab setelah pemutaran film, penonton antusias untuk bertanya. “Toko Musik” adalah film fiksi pertama Indonesia yang pemain utamanya aktor tuli. Saat pemutaran di sekolah biasanya mereka mengajak Gerkatin dan kru film tuli untuk berbagi inspirasi pada teman-teman di SLB. Guru-guru inilah yang kemudian menyemangati para siswanya, “Kalian harus rajin belajar, supaya nanti bisa kuliah seperti kakak-kakak yang di depan.”
Film berikutnya yang saat ini masih diproduksi adalah dokumenter kreatif tentang anak muda tuli dan dunia kerja, yang disutradarai Chairun Nissa (Ilun).
Simak juga pengalaman lain dari para penerima hibah Voice. Pamflet Generasi dan Gerkatin Kepemudaan tergabung dalam jaringan Linking and Learning Indonesia.