Mulai hari ini Video for Change Impact Toolkit hadir di Indonesia!
Menjelang perilisan versi Bahasa Indonesia dari Video for Change Impact Toolkit, Engagemedia telah memfasilitasi suatu Lab Kreasi Bersama di Jakarta untuk 14 praktisi video Indonesia. Untuk acara ini, kami berkolaborasi dengan Campaign untuk penyediaan ruang dan penyelenggaraan umum. Campaign adalah organisasi yang misinya meningkatkan kualitas kampanye sosial yang diinisiasi publik.
Partisipan yang terdiri dari praktisi video kawakan maupun baru saja mulai, pekerja LSM, dan produser impact di dalam ruangan menghasilkan masukan yang kaya akan hal berguna untuk Impact Toolkit. Lokakarya ini menjelajahi pertanyaan yang praktis (bagaimana saya melakukan ini?) maupun teoretis. Kami menyimpulkan bahwa acara dua hari Lab Kreasi Bersama telah memberikan ruang yang sangat dibutuhkan bagi praktisi video untuk berbagi, dan di saat yang sama memungkinkan kami membuka proses menjahit Video for Change Impact Toolkit dalam konteks Indonesia.
Metode yang kami pilih tidak semata-mata berangkat dari pengetahuan, keahlian, dan data yang sudah tersedia melalui Komunitas Video4Change. Dengan memulai dari kebutuhan aktual pengalaman orang-orang yang menggunakan Bahasa Indonesia, lokakarya ini ingin menghubungkan pengalaman pembelajaran mereka dengan apa yang disajikan dalam Impact Toolkit “asli” dan sumber pengetahuan dalam komunitas Video4Change.
Contohnya, kami bertanya kepada partisipan, apa dampak yang telah mereka rasakan atau lihat selama melakukan riset dan perencanaan. Di bawah ini adalah beberapa pilihan dari dampak-dampak yang mereka sebutkan.
At the Co-creation Lab in Jakarta, Egbert Wits asks "What is Impact?" - while sharing about the #Video4change #ImpactToolkit https://t.co/GQkmBsDLWz #LabKokreasi pic.twitter.com/NE5LZv8TGC
— EngageMedia (@EngageMedia) November 11, 2019
Semuanya merupakan indikasi nyata perubahan sosial yang partisipan rasakan, dari hasil keikutsertaan awal dengan masyarakat atau komunitas terdampak, saat mengawali suatu inisiatif video.
- Anggota masyarakat memahami lebih baik efek isu sosial dalam kehidupan mereka
- Partisipasi masyarakat dalam merumuskan masalah/isu mereka sendiri akan
menajamkan rumusan masalah dalam proses penelitian pra produksi - Anggota masyarakat memperoleh pengetahuan tentang bidang-bidang ilmu yang beraneka ragam
- Anggota masyarakat menentukan siapa penonton yang tepat menerima pesan yang terkandung dalam video
- Beberapa anggota masyarakat ikut serta dalam tim produksi video dan berpartisipasi dalam penelitian dan pembuatan video
- Anggota masyarakat difasilitasi supaya memahami isu yang diangkat, sehingga mereka juga mendukung proses dan tujuan video yang dibuat.
Menariknya, menurut para praktisi video yang hadir, beberapa dampak yang telah mereka sebut sebenarnya terjadi ”secara spontan” (terjadi begitu saja), dan bukan bagian dari strategi atau rencana tertentu. Biasanya, mereka menghabiskan waktu yang relatif sebentar untuk memikirkan atau mengevaluasi dampak tersebut. Walaupun firasat mereka mengatakan bahwa mereka akan menggunakan film dan video untuk berkontribusi lebih baik kepada masyarakat, dalam kenyataannya, mereka sering tidak mengevaluasi dan kadang bahkan mengabaikan tanda-tanda yang ada.
Menciptakan dampak sosial tidak sepenuhnya masuk dalam strategi inisiatif video mereka. Membuat film dan menyebarluaskan video masih menjadi sasaran utama, meskipun mereka masih menggenggam erat imajinasi perubahan sosial yang diinginkan. Kami merasa lokakarya ini membangunkan kesadaran untuk mewujudkan imajinasi tersebut, dan salah satu caranya adalah melalui kontekstualisasi Impact Toolkit Berbahasa Indonesia.
Bayangan sederhananya: jika Anda membuat strategi mencapai dampak di setiap tahapan kerja, berarti Anda juga sedang meningkatkan potensi tercapainya perubahan sosial.
“Harapannya, Impact Toolkit akan menjangkau banyak masyarakat. Setiap orang mempunyai cerita untuk diceritakan, dan mempunyai pengetahuan (tentang dampak) ini membuatnya jauh lebih efektif dan jauh lebih mudah.” ~ Dina Purita Antonio-Jufri, Jurnalis, pendongeng visual.
Setelah melihat berbagai cara untuk menghasilkan dampak pada berbagai tingkatan sebuah inisiatif video, kami juga mendiskusikan beberapa nilai dan metode yang harus dijunjung tinggi oleh para praktisi. Kami belajar bahwa menjunjung tinggi sebagian dari nilai tersebut, terutama saat meminta dan menunggu persetujuan para subyek atau calon tokoh dalam video, dapat menjadi tantangan tersendiri.
Kami mengakhiri acara dua hari ini dengan merefleksikan beberapa persona. Setiap persona mewakili seseorang berbahasa Indonesia yang akan menggunakan Impact Toolkit.
Reni, seorang mahasiswi berusia 21 tahun yang membuat sebuah video sebagai bagian dari tugas akhir universitas, adalah persona yang direfleksikan beberapa partisipan dalam rentang usia tersebut. Reni tinggal di kota besar dan sasaran terdekatnya dalam hidup adalah bisa lulus kuliah. Namun, Reni juga ingin membuat tugas akhir yang bermanfaat. Ia ingin membuat video yang memiliki pesan kuat untuk tercapainya perubahan sosial.
Kami juga bertemu Bara, seorang dosen sekolah film berusia 40 tahun yang mengajar film dokumenter, dan akhir-akhir ini tertarik dengan potensi film dokumenter yang seharusnya dimanfaatkan untuk perubahan sosial positif.
Workshop Lab Kokreasi yang berbicara soal mempertimbangkan dampak dalam perencanaan hingga produksi film sedang berlangsung di kantor @campaign_id bersama .@Engagemedia @Ekbret #Jakarta #Indonesia #LabKokreasi @video4change #ImpactToolkit #Video4change https://t.co/IAtw1D6Mn5 pic.twitter.com/sc9gpksKyl
— EngageMedia (@EngageMedia) November 11, 2019
Ada juga Nela, seorang perempuan paruh baya yang lahir dan hidup di Indonesia Timur, orang tua tunggal yang kritis, dan telah mencapai posisi berpengaruh di lingkungannya. Dia berjuang meyakinkan pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas penyaluran air dari sumur-sumur warga yang tersedia. Seorang perempuan bisa menghabiskan waktu dua sampai tiga jam setiap hari, hanya untuk mengambil air. Nela mempunyai ide menggunakan video untuk mengumpulkan aspirasi orang-orang di lingkungannya. Melalui video tersebut, komunitas Nela terbantu menyampaikan kebutuhan mereka pada pemerintah.
Kontekstualisasi isi Impact Toolkit Berbahasa Indonesia semakin dalam saat kami mengupasnya di setiap motivasi para persona yang dibahas. Meski hampir kehabisa waktu, untungnya kami berhasil mendesain beberapa pengalaman pengguna, yang bersamaan dengan masukan lainnya, telah kami bagikan dengan tim penyunting Impact Toolkit.
Di akhir hari kedua, semua partisipan menyebutkan pentingnya lebih banyak orang mengetahui isi dan metode menerapkan Impact Toolkit.
Karena jumlah praktisi video dan pembuat film di Indonesia yang terus meningkat, tidak berbanding lurus dengan tumbuhnya pengetahuan tentang potensi mencapai dampak perubahan sosial positif melalui video. Apalagi di dalamnya mengupas tantangan terkait keamanan, yang sering membatasi ruang gerak warga sipil dan jurnalis. Seperti yang dikatakan satu partisipan:
“Dampak sosial harus menjadi tujuan awal pembuatan sebuah video. Praktisi video harus belajar bagaimana sebuah video bisa berkontribusi terhadap perubahan, menentukan tentang dampak apa yang ingin mereka capai dan bagaimana mengukur hal tersebut.”
Kami meluncurkan Impact Toolkit Berbahasa Indonesia pada 29 November 2019. Beberapa partisipan Lab Kreasi Bersama akan hadir juga untuk berbagi cerita dan pengalaman menggunakan video sebagai alat perubahan sosial.
Jika Anda tertarik mengikuti perjalanan mengembangkan Impact Toolkit Bahasa Indonesia, bergabunglah dalam milis kami, dan bersama kita wujudkan strategi dampak dalam berbagai inisiatif video.
Tentang Penulis
Egbert Wits adalah Manajer Pembelajaran Video for Change dan Manajer Proyek Video for Change Impact Toolkit. Dia aktif dalam kerja-kerja komunitas di Indonesia selama lebih dari 12 tahun, dan mempunyai spesialisasi di rancangan pelatihan dan fasilitasi, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan kapasitas organisasi lokal.